Fisiologi Tidur
Pengertian Tidur
Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunican oleh stimulus atau sensori yang sesuai (Guvton, i [}B6;, atau juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan tidak sadarkan diri yang rfaatif, bukar, hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiaran akam tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran vang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi respons terhadap rangsangan dari luar.
Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan mekanisme serebral yang secara bergant.ian agar mengaktifkan Pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang rnj- seturuh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidh_m tc_rletak dalam •nesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS (dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri. dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses dalam keadaaan sadar, neuron dalam RaS akan melepaskan latekolamin seperti norepineprin.
Jenis-jenis Tidur
Berdasarkan proses tidur terdapat dua jenis tidur. Pertama, jenis tidur yang disebabkan menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis atau aebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat
atau disebut tidur NREM. Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat a.bnormra dari dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara disebut dengan jenis tidur paradoks atau tidur REM (rapid eye moverment),
1. Tidur gelombang lambat (Slow wave sleep)
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam. Isrirahat penuh, dengan gelombang otak yang lebih lambat, tidur nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan gelombang delta. Ciri lainnya berada dalam keadaan istirahat pemuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola 1?zata melambat, mimpi berkurang, metabolisme turun.
Perubahan selama proses NREM tampak melalui elektroensefalografi dengan mernperlihatkan gelombang otak berada pada setiap tahap tidur NREN4, vaitu: pertama, kewaspadaan penuh dengan gelombang beta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah; kedua, istirohat tenang dapat diperlihatlcan pada gelombang alfa ketiga tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoitase rendah; dan keempat, tidur nyenyak gelombang lambat dengan geiombang delta bervoltase tinggi dengan kecepatan 1-2 per detik.
Tahapan tidur jenis NREM
Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangi.rn dan tidur dengan ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi Nadi dan napas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.
Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurwn. temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit
Tahap III
Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sulit untuk bangun.
Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, dan sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.
2. Tidur paradoks /tidur REM (rapid eye movement)
Tidur jenis ini dapat bcrlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5 - 20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lclah maka awal tidur sangat cepat bahkan jemis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistcm pengaktivasi retikularis.
d. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratiur.
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan tidak teratur, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekrcsi gaster meningIcat, dan metabolisme meningkati.
g. Tidur ini penting untuk kescimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi
FUNGSI DAN TUJUAN TIDUR
Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Sclain itu, stres pada paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama dari tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang dipeerkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan kcaeimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesogaran dan fungsi organ dalam tubuh, mengingat tierjadinya penurunan aktivitas organ¬organ tubuh tersebut selama tidur.
KEBUTUHAN TIDUR
Kebutuhan tidur pada manusia tcrgantung pada tingkat perkembangan,
Tabel 1.11 ini merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia.
Tabel 1\Kebutuhan Tidur Manusia
Umur
0 - 1 bulan Tingkat Perkembangan
Bayi baru lahir Jumlah Kebutuhan tidur
14 - 18 jam/hr
1 bulan - 18 bulan Masa bayi 12 - 14 jam/ hari
18 bulan - 3 tahun Masa anak 11 - 12 jam/hari
3 tahun - 6 tahun Masa prasckolah 11 jam/hari
6 tahun - 12 tahun Masa sekolah 10 jam/ hari
12 tahun - 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18 - 40 tahun Masa dewasa 7 - 8 jam/hari
40 tahun - 60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun keatas Masa dewasa tua 6 jam/hari
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TIDUR
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas terscbut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah:
1. Penyakit
Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan olch infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
2. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan encrgi yang telah dikeluarkan. lIal tersebut tcrlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan menc:apai kclelahan. Maka, orang tersebut akan lcbih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada sescorang akibat kc;tegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat mcnekan RF:M sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi prosca tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi scseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan gangguan proses tidur.
0 komentar:
Posting Komentar